Kenapa Golput tidak baik?
Kalau zaman dulu (sebelum reformasi),
nyoblos gak nyoblos gak ada bedanya. Yang menang pasti yang kuning. Ibarat
permainan, dari aturannya aja udah gak mungkin menang. Jadi buat apa nyoblos.Namun
setelah zaman reformasi, aturan mainnya udah mulai adil. Siapa aja punya
kesempatan yang sama untuk menang asal mempunyai suara terbanyak. Jadi golput
tidak lagi relevan.
Nah pada tanggal 9 juli nanti kita
wajib memberikan hak suara kita untuk menentukan nasib negara kita untuk 5
tahun ke depan. Ya walaupun kita belum mengetahui apakah yang kita pilih itu
adalah yang terbaik buat negara kita, apa salah nya untuk menyumbang pilihan kita
masing-masing. Siapa pun calon presiden dan calon wakil presiden yang kita
pilih, dia yang berhak mengatur dan menjaga keamanan dan kenyamanan setiap
warganya.
Kenapa kita
disarankan tidak boleh golput?
Hanya ada baik dan buruk. Jika kamu
orang baik dan kamu golput maka kamu membiarkan keburukan mengambil hak mu. So
jangan golput ya Intinya belajar memperhatikan lingkungan disekitarmu, urusan
siapa yang dipilih itu nomor sekian. Dalam menentukan pilihan pasti ada pilihan baik dan buruk. Tidak bisa tidak.
Jika ada sekelompok orang yang memebencimu, kemungkinan terhadap dirimu hanya
ada dua. Kamu terlalu baik atau kamu terlalu buruk/jahat. Tidak ada
setengah-setengah. Hanya ada baik dan buruk, dan Hitam atau putih. Mungkin saya
termasuk orang yang gak begitu paham dengan politik. politik itu menurut saya
yang dulunya kawan besoknya bisa menjadi lawan, tempat berkumpulnya Serigala
yang suka tikung dan sikut-menyikut sesama Serigala berbulu domba.
Mungkin beberapa orang beranggapan golput
ini baik, pendapat itu kurang benar. Efek positif untuk tidak golput adalah
dapat melatih seseorang untuk lebih aktif dan ikut serta membantu agar tidak
terjadi kecurangan bila nantinya surat suaranya bisa di salah gunakan oleh
oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Mungkin alesan lainnya golput adalah
nggak mengenal capres-cawapres yang telah ada atau mungkin karena dia gak
percaya lagi dengan parpol atau pemimpin di negeri ini yang hanya obral janji.
Untuk yang seperti ini, dorong dia supaya berani mengambil resiko. Kalau pemimpin
“tua” sudah terbukti obral janji saja, saatnya beri para pemimpin muda
Indonesia kesempatan untuk memimpin. Mungkin dia masih ragu karena para
pemimpin muda ini miskin pengalaman, tapi dorong dia supaya berani. Yang jelas,
Indonesia butuh perubahan. Kalau saran saya, coba lihat secara dzahir (kasat
mata) secara penampilan atau branding diantara keduanya. Meskipun yang
ditangkap mata itu menipu tapi gak mungkinlah teko berisi susu ngeluarin kopi. Bisa
baca visi dan misinya, atau gampangnya pilih menurut rekomendasi orang yang kamu
percayai dan dianggap baik.
Jadi sudah paham kan mengapa kita
harus memberikan suara di tanggal 9 juli nanti karena kalau bukan kita yang
memilih siapa lagi (bukan lagi promosi ya) walaupun kita kadang selisih paham
tentang pilihan masing-masing intinya harus nyoblos. Semoga negara kita untuk 5
tahun ke depan lebih baik lagi dan makmur aamiin. Pokoknya intinya jangan
sampai golput ya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar