Rabu, 23 Oktober 2013

Kalimat Efektif


Indonesia

         Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan yang berjudul Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA) yang  dalam berarti Bahasa Indonesia adalah Jurnal Kepulauan Hindia dan Asia Timur yang dikelola oleh James Richardson Logan (1819-1869), seorang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813-1865), menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA. Dalam JIAEA Volume IV itu juga, James Richardson Logan menulis artikel yang berjudul The Ethnology of the Indian Archipelago (Etnologi dari Kepulauan Hindia). Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab istilah Indian Archipelago (Kepulauan Hindia) terlalu panjang dan membingungkan. Lalu Logan kemudian menyimpulkan nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia.

Masyarakat pribumi yang mula-mula menggunakan istilah "Indonesia" adalah Suwardi Suryaningrat atau yang lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara. Ketika beliau dibuang ke negeri Belanda tahun 1913 ia mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Persbureau. Nama Indonesisch (pelafalan Belanda untuk Indonesia) juga diperkenalkan sebagai pengganti Indisch (Hindia) oleh Prof Cornelis van Vollenhoven (1917). Sejalan dengan itu, Inlander (pribumi) diganti dengan Indonesiër (orang Indonesia). Pada akhirnya, nama khas bagi negara ini yang dulunya bernama Hindia Belanda sekarang resmi berubah menjadi negara Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar