Selasa, 01 Juli 2014

Pemilihan Presiden

Kenapa Golput tidak baik?

Kalau zaman dulu (sebelum reformasi), nyoblos gak nyoblos gak ada bedanya. Yang menang pasti yang kuning. Ibarat permainan, dari aturannya aja udah gak mungkin menang. Jadi buat apa nyoblos.Namun setelah zaman reformasi, aturan mainnya udah mulai adil. Siapa aja punya kesempatan yang sama untuk menang asal mempunyai suara terbanyak. Jadi golput tidak lagi relevan.
Nah pada tanggal 9 juli nanti kita wajib memberikan hak suara kita untuk menentukan nasib negara kita untuk 5 tahun ke depan. Ya walaupun kita belum mengetahui apakah yang kita pilih itu adalah yang terbaik buat negara kita, apa salah nya untuk menyumbang pilihan kita masing-masing. Siapa pun calon presiden dan calon wakil presiden yang kita pilih, dia yang berhak mengatur dan menjaga keamanan dan kenyamanan setiap warganya.
Kenapa kita disarankan tidak boleh golput?
Hanya ada baik dan buruk. Jika kamu orang baik dan kamu golput maka kamu membiarkan keburukan mengambil hak mu. So jangan golput ya Intinya belajar memperhatikan lingkungan disekitarmu, urusan siapa yang dipilih itu nomor sekian. Dalam menentukan pilihan pasti ada pilihan baik dan buruk. Tidak bisa tidak. Jika ada sekelompok orang yang memebencimu, kemungkinan terhadap dirimu hanya ada dua. Kamu terlalu baik atau kamu terlalu buruk/jahat. Tidak ada setengah-setengah. Hanya ada baik dan buruk, dan Hitam atau putih. Mungkin saya termasuk orang yang gak begitu paham dengan politik. politik itu menurut saya yang dulunya kawan besoknya bisa menjadi lawan, tempat berkumpulnya Serigala yang suka tikung dan sikut-menyikut sesama Serigala berbulu domba.
Mungkin beberapa orang beranggapan golput ini baik, pendapat itu kurang benar. Efek positif untuk tidak golput adalah dapat melatih seseorang untuk lebih aktif dan ikut serta membantu agar tidak terjadi kecurangan bila nantinya surat suaranya bisa di salah gunakan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Mungkin alesan lainnya golput adalah nggak mengenal capres-cawapres yang telah ada atau mungkin karena dia gak percaya lagi dengan parpol atau pemimpin di negeri ini yang hanya obral janji. Untuk yang seperti ini, dorong dia supaya berani mengambil resiko. Kalau pemimpin “tua” sudah terbukti obral janji saja, saatnya beri para pemimpin muda Indonesia kesempatan untuk memimpin. Mungkin dia masih ragu karena para pemimpin muda ini miskin pengalaman, tapi dorong dia supaya berani. Yang jelas, Indonesia butuh perubahan. Kalau saran saya, coba lihat secara dzahir (kasat mata) secara penampilan atau branding diantara keduanya. Meskipun yang ditangkap mata itu menipu tapi gak mungkinlah teko berisi susu ngeluarin kopi. Bisa baca visi dan misinya, atau gampangnya pilih menurut rekomendasi orang yang kamu percayai dan dianggap baik.
Jadi sudah paham kan mengapa kita harus memberikan suara di tanggal 9 juli nanti karena kalau bukan kita yang memilih siapa lagi (bukan lagi promosi ya) walaupun kita kadang selisih paham tentang pilihan masing-masing intinya harus nyoblos. Semoga negara kita untuk 5 tahun ke depan lebih baik lagi dan makmur aamiin. Pokoknya intinya jangan sampai golput ya.